Thursday, September 13, 2012

Kisah Ghulam

Dari Shuhaib Ar-Rumi radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada seorang raja pada zaman sebelum kalian. Ia memiliki seorang tukang sihir. Ketika tukang sihir itu telah tua, ia berkata kepada sang raja, ‘Sesungguhnya usiaku telah tua dan ajalku telah dekat. Karena itu, utuslah kepadaku seorang anak muda agar aku ajari sihir’. Maka diutuslah seorang pemuda yang kemudian ia ajari sihir. Dan jalan antara raja dengan tukang sihir itu terdapat seorang rahib. 

Pemuda itu mendatangi sang rahib dan mendengarkan pembicaraannya. Sang pemuda begitu kagum kepada rahib dan pembicaraannya. Begitu ia sampai kepada tukang sihir karena terlambat serta merta ia dipukulnya seraya ditanya, ‘Apa yang menghalangimu?’ Dan bila sampai di rumahnya, keluarganya memukulnya seraya bertanya, ‘Apa yang menghalangimu (sehingga terlambat pulang)?’ Lalu, ia pun mengadukan halnya kepada sang rahib. Rahib berkata, ‘Jika tukang sihir ingin memukulmu katakanlah, aku terlambat karena keluargaku. Dan jika keluargamu hendak memukulmu maka katakanlah, aku terlambat karena (belajar dengan) tukang sihir’.

 Suatu kali, ia menyaksikan binatang besar dan menakutkan yang menghalangi jalan manusia, sehingga mereka tidak bisa menyeberang. Maka sang pemuda berkata, ‘Saat ini aku akan mengetahui, apakah perintah ahli sihir lebih dicintai Allah ataukah perintah rahib. Setelah itu ia mengambil batu seraya berkata, ‘Ya Allah, jika perintah rahib lebih engkau cintai dan ridhai daripada perintah tukang sihir maka bunuhlah binatang ini, sehingga manusia bisa menyeberang’. Lalu ia melemparnya, dan binatang itu pun terbunuh kemudian ia pergi. Maka ia beritahukan halnya kepada rahib. Lalu sang rahib berkata, ‘Wahai anakku, kini engkau telah menjadi lebih utama dari diriku. Kelak, engkau akan diuji. Jika engkau diuji maka jangan tunjukkan diriku. 

Selanjutnya, pemuda itu bisa menyembuhkan orang buta, sopak dan segala jenis penyakit. Allah menyembuhkan mereka melalui kedua tangannya. Alkisah, ada pejabat raja yang tiba-tiba buta. Ia mendengar tentang pemuda itu. Maka ia membawa hadiah yang banyak kepadanya seraya berkata, ‘Sembuhkanlah aku, dan engkau boleh memiliki semua ini! Pemuda itu menjawab, ‘Aku tidak bisa menyembuhkan seseorang. Yang bisa menyembuhkan adalah Allah Azza wa Jalla. Jika Anda beriman kepada Allah dan berdo’a kepadaNya, niscaya Ia akan menyembuhkanmu. Ia lalu beriman dan berdo’a kepada Allah dan sembuh. Kemudian ia datang kepada raja dan duduk di sisinya seperti sedia kala. 

Sang raja bertanya, ‘Wahai fulan, siapa yang menyembuhkan penglihatanmu?’ Ia menjawab, ‘Tuhanku’. Raja berkata, ‘Saya?’ ‘Tidak, tetapi Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah’, tegasnya. Raja bertanya, ‘Apakah kamu memiliki Tuhan selain diriku?’ Ia menjawab, ‘Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah’. Demikianlah, sehingga ia terus-menerus disiksa sampai ia menunjukkan kepada sang pemuda. Pemuda itu pun didatangkan. Sang raja berkata, ‘Wahai anakku, sihirmu telah sampai pada tingkat kamu bisa menyembuhkan orang buta, sopak dan berbagai penyakit lainnya’. Sang pemuda menangkis, ‘Aku tidak mampu menyembuhkan seorang pun. Yang menyembuhkan hanyalah Allah Azza wa Jalla. Raja berkata, ‘Aku?’ ‘Tidak!’, kata pemuda. ‘Apakah kamu punya Tuhan selain diriku?’ Ia menjawab, ‘Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah’. 

Lalu ia pun terus disiksa sehingga ia menunjukkan kepada rahib. Maka rahib itu pun didatangkan. Sang raja berkata, ‘Kembalilah kepada agamamu semula!’ Ia menolak. Lalu di tengah-tengah kepalanya diletakkan gergaji dan ia dibelah menjadi dua. Kepada pejabat raja yang (dulunya) buta juga dikatakan, ‘Kembalilah kepada agamamu semula!’ Ia menolak. Lalu di tengah-tengah kepalanya diletakkan gergaji dan ia dibelah menjadi dua. Kepada sang pemuda juga dikatakan, ‘Kembalilah kepada agamamu semula!’ Ia menolak. Lalu bersama beberapa orang ia dikirim ke gu-nung ini dan itu. (Sebelumnya) sang raja berpetuah, ‘Ketika kalian telah sampai pada puncak gunung maka bila ia kembali kepada agamanya (biarkanlah dia). Jika tidak, maka lemparkanlah dia! Mereka pun berangkat. Ketika sampai di ketinggian gunung, sang pemuda berdo’a, ‘Ya Allah, jagalah diriku dari mereka, sesuai dengan kehendakMu. Tiba-tiba gunung itu mengguncang mereka, sehingga se-muanya tergelincir. 

Lalu sang pemuda datang mencari sampai bisa bertemu raja kembali. Raja bertanya, ‘Apa yang terjadi dengan kawan-kawanmu?’ Ia menjawab, ‘Allah menjagaku dari mereka’. Kembali ia dikirim bersama beberapa orang dalam sebuah perahu kecil. Raja berkata, ‘Jika kalian berada di tengah lautan (maka biarkanlah ia) jika kembali kepada agamanya semula. Jika tidak, lemparkanlah dia ke laut yang luas dan dalam’. Sang pemuda berdo’a, ‘Ya Allah, jagalah aku dari mereka, sesuai dengan kehendak-Mu’. Akhirnya mereka semua tenggelam dan sang pemuda datang lagi kepada raja. Sang raja bertanya, ‘Apa yang terjadi dengan kawan-kawanmu?’ Ia menjawab, ‘Allah menjagaku dari mereka’. Lalu sang pemuda berkata, ‘Wahai raja, kamu tidak akan bisa membunuhku sehingga engkau melakukan apa yang kuperintahkan. Jika engkau melakukan apa yang aku perintahkan maka engkau akan bisa membunuhku. 

Jika tidak, engkau tak akan bisa membunuhku’. Raja penasaran, ‘Perintah apa?’ Sang pemuda menjawab, ‘Kumpulkanlah orang-orang di satu padang yang luas, lalu saliblah aku di batang pohon. Setelah itu ambillah anak panah dari wadah panahku, lalu ucapkan, ‘Bismillahi rabbil ghulam (dengan nama Allah, Tuhan sang pemuda). Maka (raja memanahnya) dan anak panah itu tepat mengenai pelipisnya. Pemuda itu meletakkan tangannya di bagian yang kena panah lalu meninggal dunia. Maka orang-orang berkata, ‘Kami beriman kepada Tuhan sang pemuda. Kami beriman kepada Tuhan sang pemuda. Lalu dikatakan kepada raja, ‘Tahukah Anda, sesuatu yang selama ini Anda takut-kan? Kini sesuatu itu telah tiba, semua orang telah beriman. Lalu ia memerintahkan membuat parit-parit di beberapa persimpangan jalan, kemudian dinyalakan api di dalamnya. Dan raja pun bertitah, ‘Siapa yang kembali kepada agama-nya semula, maka biarkanlah dia. Jika tidak, maka lemparkanlah dia ke dalamnya’.

 Maka orang-orang pun menolaknya sehingga mereka bergantian dilemparkan ke dalamnya. Hingga tibalah giliran seorang wanita bersama bayi yang sedang disusuinya. Sepertinya, ibu itu enggan untuk terjun ke dalam api. Tiba-tiba sang bayi berkata, ‘Bersabarlah wahai ibuku, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran’.”

 (HR. Ahmad dalam Al-Musnad, 6/16-18, Muslim dan An-Nasa’i dari hadits Hammad bin Salamah. Dan An-Nasa’i serta Hammad bin Zaid menambahkan, yang keduanya dari Tsabit. Dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari jalan Abdurrazak dari Ma’mar dari Tsabit dengan sanad darinya. Ibnu Ishaq memasukkannya dalam Sirah dan disebutkan bahwa nama pemuda itu adalah Abdullah bin At-Tamir).

Sunday, September 2, 2012

Kejayaan Manusia

Kita adalah ashraful makhluqat. Kita adalah hamba Allah, Makhluk Allah SWT yang paling mulia di kalangan seluruh makhluk Allah SWT dan Allah SWT telah ciptakan 18 000 jenis makhluk. 1/4 adalah dari kalangan makhluk ini hidup di atas daratan, dan 3/4 lagi di dalam lautan. Daripada semua makhluk ini Allah SWT telah ciptakan kita "Manusia" paling mulia sekali oleh kerana itu Allah SWT tidak hantar kita sia-sia.

  Maka Allah SWT sendiri tanya dalam Al-Quran. "Wahai Hamba-hambaku adakah kamu menyangka, adakah kamu berkira'kira bahawa aku hantar kamu di atas muka bumi sia-sia? untuk habiskan kehidupan macam itu sahaja? dan kamu jugak menyangka bahawa kamu semua tidak akan kembali kepada kami? 

 Afahasibtum annama khalaqnakum Aabathan waannakum ilayna la turjaAAoona (al-Mu'minuun: ayat 115)

 Ini pertanyaan Allah SWT pada kita semua. Allah SWT hantar kita di atas bumi ini untuk bina kehidupan kita dan Allah yang sebenarnya yang membina kehidupan kita Allah SWT dan Allah SWT akan buat keputusan untuk bina kehidupan kita apabila kita memenuhi kehendak-kehendak Allah SWT, apabila kita ikut agama Allah SWT. 

 Satu orang yang hidup dalam sebuah pondok atau satu orang yang hidup di dalam banglow. Apabila dia ikut kehendak Allah SWT maka Allah akan bina kehidupan dia. Satu orang buruh kasar tetapi dia ikut kehendak Allah swt ikut agama Allah SWT maka Allah SWT akan bina kehidupan dia. Undang-undang disisi Allah SWT untuk bina kehidupan manusia bukanlah berdasarkan pangkat bukanlah berdasarkan harta bukanlah berdasarkan apa-apa benda dunia. Sebaliknya ketetapan Allah SWT undang2 Allah SWT dalam bina kehidupan Manusia adalah dalam agama Allah SWT. 

Maka siapa yang ikut kehendak Allah SWT ikut agama Allah SWT maka Allah SWT akan bina kehidupan dia. yang menjadi ketetapan Allah yang menjadi asas kehidupan adalah hanya dalam agama Allah SWT. Allah SWT tidak pernah pun tetapkan kejayaan manusia dalam benda-benda dunia tetapi Allah SWT letakkan kejayaan manusia hanyalah dalam Agama Allah SWT. Jika menjadi ketetapan/ penilaian Allah SWT untuk bagi kejayaan ialah harta, pangkat, emas, perak, makanan yang mewah, rumah yang besar, kenderaan yang mewah ini semua menjadi penilaian Allah SWT untuk bagi kejayaan maka tidak ada orang lain yang lebih berhaq daripada mendapat perkara-perkara ini lebih daripada Muhammad SAW. kerana Muhammad SAW hanyalah satu-satunya hamba Allah SWT yang kalau tidak kerana baginda seluruh alam ini tidak ciptakan, Alam ini tidak akan ada.

 Seluruh Alam ini diciptakan kerana berkat Muhammad SAW maka bagindalah yang berhaq daripada semua makhluk Allah SWT. Tetapi benda-benda dunia ini tidak ada kejayaan sedikitpun. Jika benda dunia ini ada kejayaan maka, rumah yang besar, kenderaan yang mewah makanan yang mewah akan bersama Muhammad SAW di madinah. Jika semua ini ada kejayaan semua ini akan bersama dengan Muhammad SAW kerana baginda lebih berhaq. Tetapi oleh kerana benda-benda ini tidak ada kejayaan maka kita sudah pun tahu lembaran kehidupan Nabi Muhammad SAW yang zuhud.

Ghuraba Nasheed remix by Turntoislam.com